recent post

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Friday, September 24, 2010

Yang Lalu Biarlah Berlalu


Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas kegagalan didalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dibuka kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam ‘ruang’ penglupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam ‘penjara’ pengacuhan selamanya. Atau diletakkan dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian karena masa lalu telah habis berlalu. Kesedihan tak kan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak kan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tak kan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tak kan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memangsudah tiada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau dibawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri anda dari bayangan masa lalu! Apakah anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ke tampatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ib, dan air mata ke dalam kelopak mata? Ingatlah, keterikatan anda dengan masa lalu, keresahan anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa anda pada pintunya adalah kondisi yang sangat naïf, ironis, memprihatinkan dan sekaligus menakutkan.
Membaca kembali lembaran mas lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Al-Quran, setiap kali usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, “itu adalah umat yang lalu”. Begitulah ketika suatu perkara habis, maka selesailah urusannya. Dan tak ada gunanya lagi mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.
Orang yang berusaha kembali ke masa lalu, adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung atau orang yang menggergaji serbuk kayu.
Adalah sebuah bencana besar apabila kita rela mengabaikan masa depan dan hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab yang demikian itu adalah hal yang mustahil.
Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angina akan selalu berhembus ke depan, air akan selalu mengalir ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka dari itu, jangan pernah melawan sunah kehidupan!





Dikutip dari Buku kategori pencerahan hati “La-Tahzan” (Jangan Bersedih).

0 comments:

Post a Comment