Indonesia merupakan negara kepulauan yang
sangat luas. Tentu saja, karena wilayah geografisnya yang luas dan beragam,
Indonesia juga memliki kebudayaan yang sangat beragam. Keberagaman budaya
tersebut dapat terlihat secara fisik melalui baju adat yang dikenakan.
Hampir setiap provinsi di Indonesia
memiliki baju adat masing-masing. Namun, sesungguhnya kebudayaan Indonesia juga
dipengaruhi oleh kebudayaan pendatang, seperti kebudayaan India, Tionghoa, dan
kebudayaan Arab.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi
kebudayaan Indonesia setelah mereka datang ke Indonesia dan melakukan interaksi
perdagangan dengan penduduk pribumi. Saat itu, para pedagang Tionghoa melakukan
perdagangan dengan Kerajaan Sriwijaya.
Kemudian, kebudayaan Arab masuk ke
Indonesia bersama para pedagangnya yang singgah di Nusantara. Tentu saja,
kebudayaan-kebudayaan itu ikut mempengaruhi kebudayaan Indonesia. Hal tersebut
terlihat dari adanya kemiripan busana adat beberapa wilayah di Indonesia dengan
busana Tionghoa dan Arab.
Pengaruh Budaya Arab pada Baju Adat Aceh
Aceh merupakan salah satu wilayah yang
mendapatkan pengaruh kuat dari kebudayaan Arab. Masyarakat dan adat Aceh
berangkat dari ketaan pada agama Islam yang telah dibawa oleh para pedagang
Arab. Agama Islam sangat berperan penting dalam pembentukan kebudayaan Aceh.
Pakaian upacara adat di Aceh secara
keseluruhan tertutup atau menutupi aurat. Pakaian adat Aceh cenderung
berwarna-warni oleh corak-corak sulaman benang emas yang khas. Sulaman khusus
pada latar hitam untuk jas yang disebut "baje meukasah", sarung
songket pinggang pria atau "ija lamgugap", dan sarung songket
pinggang wanita atau disebut "ija pingang".
Kebaya, Pengaruh dari Tionghoa
Penduduk di tanah Priangan cenderung
mengenakan kebaya sebagai pakaian adatnya. Beragam model kebaya telah
dikembangkan. Ternyata, kebaya yang kita kenal sekarang ini dipengaruhi oleh
budaya Tionghoa yang dibawa oleh para pedagangnya yang menetap di wilayah ini.
Umumnya, kebaya dipakai oleh semua kaum
perempuan, baik itu kaum bangsawan maupun rakyat biasa. Yang membedakannya
adalah bahan pembuatan dan model kebaya. Para bangsawan biasanya memakai kebaya
yang terbuat dari kain sutra dengan model yang lebih rumit. Sedangkan, rakyat
biasa memakai kebaya dari bahan katun dengan model sederhana.
Kebaya biasanya dipadupadankan dengan kain batik yang dililitkan di
pinggang.
Untuk para lelaki, busana adat yang biasa
dikenakan berupa baju takwa dan celana hitam yang dilengkapi dengan kain dodot.
Kepalanya ditutupi oleh bendo yang terbuat dari kain batik bermotif sama dengan
kain dodot.
0 comments:
Post a Comment