recent post

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Wednesday, May 16, 2012

"mau jadi apa kamu kelak dewasa nanti?"



"Klo dah besar nanti aku mau jd presiden" kata seorang anak Indonesia. Tetapi, di Jepang aku blm pernah dengar anak Jepang bilang, " aku mau jadi perdana menteri." Yang sering aku dengar anak Jepang ingin jadi supir bis, masinis, pembuat roti, tukang kayu, olahragawan....


Anak-anak di Jepang nampaknya melihat profesi-profesi seperti supir bis, tukang kayu, dll itu karena apa yang mereka lakukan itu begitu profesionalnya dan penuh tanggung jawab. Kalau anak-anak Indonesia gak bakalan ada yang mau bilang jadi pembuat roti, apalagi tukang/ ahli kayu...bisa ditertawakan orang lain dan bahkan orang tuanya pun akan tertawa dan ujung-ujungnya si ortu akan bilang "kenapa gak jadi dokter aja", "kenapa gak jadi pilot/ polisi/ presiden aja?"
Coba kita lihat dulu dari sisi ekinomi dan sosialnya. Di Jepang untuk jadi supir bis harus melewati ujian yang sangat sulit baik dari sisi ujiannya sendiri maupun prosesnya. Dan hal itu juga berlaku untuk semua profesi. Makanya orang Jepang jarang ada yang meremehkan apapun profesi seseorang, karena untuk mendapatkan profesi itu perlu sebuah kemampuan yang baik.

La kalo di Indonesia? Pikirin sendiri aja deh, kalo mau jadi ahli pembuat roti/ supir bus/ ahli pahat, gmna prosesnya? Gmna reaksi orang2 di sekitar? Bagaimana status ekonomi dan pandangan sosialnya (gara2 ada gap yang jauh di sisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia)?

Di Jepang gak ada anak yang punya cita2 mau jadi pejabat (dari presiden/ perdana mentri sampe lurah). Pandangan orang Jepang thdp profesi itu "gak keren sama sekali" krn kerjaannya sering gak mutu dari pada yang bermutunya!

Lalu anakku bilang, dia ingin jadi pemain sepak bola!

Dlm hatiku, "Cita-cita yang super hebat!", dan aku membayangkan anakku akan ada bersama 10 orang teman satu timnya naik podium dan mengangkat Piala Dunia, sambil bernyanyi Indonesia Raya bersama pendukungnya di stadion negara antah berantah! Dan aku dan istriku akan melihatnya di layar televisi ruang keluarga! Amin


oleh Bayu Aryanto

0 comments:

Post a Comment