recent post

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Sunday, September 12, 2010

Ucapan yang diajarkan Rasulullah saat Idul Fitri

Ucapan yang paling populer di tempat kita saat lebaran Idul Fitri adalah “Minal ‘Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin ”. Sedemikian populernya ungkapan ini sehingga seolah-olah arti dari minal ‘aidin wal faizin adalah mohon maaf lahir dan batin.
Ucapan ini tidak hanya diberikan secara lisan tapi juga tulisan dalam bentuk kartu lebaran. Belakangan, dengan makin maraknya ucapan lewat email dan sms makin diperkaya lagi dengan berbagai jenis pantun dan puisi dengan beragam corak dan bahasanya.
Arti dari minal ‘aidin wal faizin secara harafiah adalah (semoga kita) termasuk orang- orang yang kembali dan orang-orang yang menang.
Sedangkan menurut Prof. Dr. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Quran, kata ‘aidin adalah bentuk pelaku ‘ id. Kata al-faizin adalah bentuk jamak dari faiz yang berarti orang yang beruntung. Kata ini terambil dari kata fauz yang berarti keberuntungan. Makna keberuntungan disini adalah pengampunan Ilahi maupun kenikmatan surgawi sebagai ganjaran atas ketaatan kepada Allah swt. Di dalam Al-Qur’an sendiri terdapat beberapa istilah yang digunakan untuk menyebutkan pengampunan dan menjalin hubungan yang serasi antara manusia dengan Tuhannya yaitu taba (tobat), ‘afa (memaafkan), ghafara (mengampuni), kaffara (menutupi) dan shafah (lapang dada).
Masing- masing istilah digunakan untuk tujuan tertentu dan maksud yang berbeda.
Yang sangat menarik, di dalam Al-Qur ’an tidak ada satupun ayat yang menganjurkan manusia untuk meminta maaf, tetapi yang ada adalah perintah untuk memberi maaf.
“Hendaklah mereka memberi maaf dan melapangkan dada. Tidakkah kamu ingin diampuni Allah ?”. (QS. An-Nuur 24:22)
Kesan yang disampaikan oleh ayat diatas adalah anjuran untuk tidak menanti permohonan maaf dari orang yang bersalah melainkan hendaknya memberi maaf sebelum diminta. Mereka yang enggan memberi maaf pada hakikatnya enggan memperoleh pengampunan dari Allah swt. Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk berkata “Tiada Maaf Bagimu”.
Kembali kepada ucapan minal ‘aidin wal faizin, dari manakah asal muasalnya sehingga menjadi seperti kalimat wajib saat Idul Fitri?
Sampai saat ini saya belum menemukan rujukannya. Lalu apakah ucapan yang diajarkan Rasulullah ketika hari raya Idul Fitri?
“Dari Khalid bin Ma’dan ra berkata, ‘aku menemui Watsilah bin al-Aqsa’ pada hari ‘Ied lalu aku mengatakan Taqobbalalla Minna Wa Minka. ’
Kemudian Watsilah berkata, ‘Aku menemui Rasulullah pada hari ‘Ied, lalu aku mengucapkan Taqobbalalla Minna Wa Minka (Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan kamu). Kemudian Rasulullah menjawab Ya, Taqobbalalla Minna Wa Minka ‘” (HR. Baihaqi dalam Sunan Kubra, No. 6088).
Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni (2/259) menyebutkan bahwa Muhammad bin Ziyad berkata : “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan selainnya dari kalangan sahabat Nabi saw. Mereka bila kembali dari shalat ‘Ied berkata sebagiannya kepada sebagian yang lain : Taqabbalallahu minnaa wa minka ”.
Berkata Al Hafidh Ibnu Hajar (Fathul Bari 2/446) dalam Al Mahamiliyat dengan isnad yang hasan dari Jubair bin Nufair, ia berkata: “Para sahabat Nabi saw bila bertemu pada hari raya, maka berkata sebagian mereka kepada yang lainnya : Taqabbalallahu minnaa wa minkum (Semoga Allah menerima amal ibadah dari kami dan darimu)”.

0 comments:

Post a Comment