Keluarga baru partikel ekstraterestrial, yang mungkin berasal dari komet, teridentifikasi di Antartika tengah. Ditemukan oleh periset dari Pusat Spektometri Inti dan Spektometri Massa (Center for Nuclear Spectrometry and Mass Spectrometry, CSNSM), tergabung dengan Institut national de physique nucléaire et de physique des particules, yang secara luar biasa terjaga, terdiri dari materi organik dan mengandung sedikit mineral dari tempat terdingin dan terjauh dari tata surya. Melelehkan dan menyaring 106 kubik kaki (feet) salju yang 'ultra bersih' yang turun di dekat sebuah Kamp Antartika Perancis-Italia dari tahun 1955 hingga 1970, tim menemukan 2 mikro-meteorit yang terukur tak lebih dari 0.003 inchi dan 0.01 inchi, "dengan tekstur lembut seperti benang halus tanpa bukti pemanasan substansi ketika memasuki atmosfer".
Obyek yang besar terdiri dari 85% karbon -unsur penting dalam bahan untuk membentuk kehidupan-, dan yang terkecil terdiri dari 48% karbon. Keduanya mengandung sejumlah deuterium (bentuk langka dari hidrogen, yang memiliki kosentrasi 30x lebih besar dan biasanya ditemukan bercampur dengan hidrogen dibumi) lebih dari yang diharapkan. Deuterium merupakan unsur yang paling banyak ditemukan pada 'awan' debu antariksa (interstellar), yang jauh lebih tua dari matahari. Ketika tim menggunakan mikroskop untuk menganalisa partikel debu, mereka juga menemukan kristal kecil yang hanya bisa terbentuk bila dikondensasikan atau diproses dekat dengan matahari (bintang) yang masih muda.
Concordia, markas riset Perancis-Italia terletak pada Dome C di daerah tengah benua antartika. Tempat ini adalah salah satu tempat terjauh di dunia, dimana jumlah debu yang berasal dari tanah sangatlah kecil.
Terima kasih pada dukungan logistik dari Paul-Emile Victor Polar Institute (IPEV) dari perancis dan Programma Nazionale Ricerche in Antartidea (PNRA) dari Italia, ilmuwan CSNSM (Centre de spectrométrie nucléaire et spectrométrie de masse) telah menemukan keluarga baru partikel angkasa pada kedalaman 4 meter di markas IPEV dan PNRA.
Comet terbentuk dari campuran material es dan debu. Pada umumnya, beberapa dari mereka memasuki Tata Surya bagian dalam. Ketika mereka melintasi daerah sekitar matahari, kenaikan temperatur menyebabkan penyubliman secara besar-besaran pada material es, yang menyebabkan keluarnya campuran gas dan partikel komet ke luar angkasa. Beberapa partikel bisa melewati orbit bumi ketika mereka tertarik ke matahari, dimana kebanyakan dari mereka menyelesaikan perjalanan mereka. Mungkin saja beberapa dari partikel komet ini yang ditemukan ilmuwan CSNSM di Antartika.
Hingga sekarang, hanya misi antariksa amerika, Stardust, yang memungkinkan tim internasional melakukan analisis mineralogi dan geokimia pada partikel komet. Mikrometeorit yang ditemukan di Concordia menunjukkan banyak kesamaan dengan sampel dari misi Stardust.
Untuk pertama kalinya, mereka memungkinkan ilmuwan mempelajari dengan baik mineral-mineral yang terjaga dan materi organik yang ada pada orbit Jupiter saat matahari dan planet-planet terbentuk. Unsur kimia dan komposisi isotop mengizinkan kemungkinan untuk memahami proses fisik dan kimia yang terjadi dalam piringan gas dan debu yang mengelilingi matahari muda pada milyaran tahun lalu.
*Deutrium = Isotop hidrogen yang stabil dengan 1 neutron
*Isotop = Atom-atom yang memiliki proton dalam jumlah sama tetapi memiliki jumlah neutron yang berbeda.
Diterjemahkan oleh seseorang yang dilupakan dunia. Tz
0 comments:
Post a Comment