Sekitar 10.000 atau lebih segerombolan lubang hitam mungkin mengorbit lubang hitam super besar galaksi bimasakti (Milky Way), berdasarkan hasil dari Observatorium Chandra X-Ray Nasa. Hal ini mengindikasikan adanya kosentrasi lubang hitam yang cukup besar dari pada di tempat mana pun di galaksi. Mereka cukup kecil, lubang hitam berukuran sebesar bintang, disertai dengan beberapa neutron-star, sepertinya telah bermigrasi ke pusat galaksi sepanjang beberapa milyar tahun.
Penemuan ini telah ditemukan sebagai bagian dari Observatorium Chandra X-Ray yang memonitor daerah disekitar Sagittarius A* (Sgr A*), black hole super besar di pusat galaksi kita.
Diantara ribuan sumber X-ray yang terdeteksi dalam jarak 70 tahun cahaya dari Sgr A*, Muno dan koleganya mencari yang mana merupakan lubang hitam aktif dan neutron star dengan memilih hanya sumber-sumber yang paling cerah yang juga menampakkan berbagai variasi dalam output X-ray. "Meskipun daerah disekitar Sgr A* adalah daerah 'padat bintang', kami memerkirakan kurang lebih hanya 20% kemungkinan kami menemukan satu X-ray bintang yang berpasangan dalam radius 3 tahun cahaya", kata Muno. "Konsentrasi tinggi dari observasi menunjukkan bahwa sejumlah besar lubang hitam dan neutron star terkumpul di pusat galaksi".
Mark Morris dari UCLA, juga memprediksikan 1 dekade lalu tentang suatu proses yang disebut "Pergeseran Dinamis" (Dynamical Friction) akan menyebabkan lubang hitam tertarik ke pusat galaksi. lubang hitam terbentuk dari sisa-sisa ledakan bintang raksasa (=supernova) yang memiliki massa kurang lebih 10x matahari. Selama lubang hitam mengorbit pusat galaksi dengan jarak beberapa tahun cahaya, mereka menarik bintang-bintang disekitarnya, yang juga menarik lubang hitam itu kembali (Hk Newton 3, Aksi-Reaksi). Hasil akhirnya, lubang hitam tertarik masuk dan bintang-bintang bermassa ringan akan terlempar keluar. Dari perkiraan jumlah bintang dan lubang hitam di area sekitar pusat galaksi, Pergeseran Dinamis diperhitungkan menghasilkan segerombolan padat 20.000 lubang hitam dengan jarak 3 tahun cahaya dari Sgr A*. Efek yang sama juga bekerja pada neutron stars, tetapi dalam tingkat yang lebih sedikit akibat massa mereka yang lebih ringan.
Saat lubang hitam terkosentrasi di dekat Sgr A*, mereka berpapasan dengan bintang-bintang normal di sana, yang beberapa diantaranya adalah bintang berpasangan (binary stars). Intensitas gravitasi dari sebuah lubang hitam mampu membuat bintang biasa berganti pasangan dan berpasangan dengan lubang hitam ketika menghempaskan pasangannya. Proses ini diperkirakan yang menghasilkan ratusan sistem berpasangan bagi lubang hitam dan neutron star.
lubang hitam dan neutron star dalam kelompok diperkirakan secara bertahap akan ditelan oleh lubang hitam super besar, Sgr A*, kurang lebih 10.000 lubang hitam dan neutron star ditelan beberapa jutaan tahun lalu, menambahkan sekitar 3% massa Sgr A*, yang pada saat ini diperkirakan memiliki massa 3.7 matahari.
Pada saat yang sama, percepatan bintang bermassa ringan oleh lubang hitam akan melempar bintang-bintang ringan dari daerah pusat galaksi. Lemparan-lemparan ini memperkecil kemungkinan bintang normal tertelan oleh lubang hitam super besar, Sgr A*. Hal ini mungkin menjelaskan kenapa daerah tengah beberapa galaksi, termasuk galaksi bimasakti, cukup tenang meskipun mereka mengandung lubang hitam raksasa.
Gambar-gambar yang merupakan bagian dari Program Chandra yang sedang berlangsung memonitor daerah disekitar Sagittarius A*, 4 sumber X-ray cerah telah ditemukan dengan jarak 3 tahun cahaya dari Sgr A* (Lebih cerah dibandingkan sumber C). Hal ini mengindikasikan adanya binary star dimana lubang hitam dan neutron star menarik materi dari bintang di dekatnya.
lubang hitam ditengah galaksi bimasakti kita adalah seekor monster yang memiliki materi 4 juta kali lebih besar dari matahari kita. Akan tetapi, dibandingkan dengan lubang hitam raksasa di pusat galaksi lain, lubang hitam kita anehnya cukup tenang.
Sebuah tim dari astronomer jepang mungkin telah membantu memecahkan misterinya. Dengan 4 satelit yang menangkap X-ray dari angkasa luar, mereka menemukan bukti bahwa lubang hitam kita, Sgr A*, tiba-tiba memancarkan pancaran X-ray yang sangat kuat 300 tahun cahaya lalu.
"Kami masih bertanya-tanya kenapa Sgr A* tampak seperti sebuah monster yang tertidur", kata Tatsuya Inui kepala tim dari Universitas Kyoto di Jepang. "Tapi sekarang kami menyadari bahwa ia lebih aktif di masa lalu. Mungkin hanya beristirahat setelah semburan X-ray itu."
lubang hitam itu, Sagittarius A* (dibaca Bintang-A), terletak di konstelasi (rasi) bintang Sagittarius. Normalnya, lubang hitam raksasa cukup tenang, menghasilkan milyaran kali energi lebih sedikit dari black hole raksasa di galaksi lain. Akan tetapi, berdasarkan Inui dan koleganya, lubang hitam pasti telah memproduksi semburan X-ray yang sangat besar 300 tahun lalu. Mereka menyadari hal ini setelah mengamati efek aneh yang disebut "light echoes", Pantulan Cahaya.
Light echo mirip dengan pantulan suara yang kita dengar ketika gelombang suara tervibrasi ulang di dalam ruangan atau lembah. Untuk pantulan cahaya, X-ray yang diproduksi oleh semburan tersebut telah menempuh trilyunan mil dengan kecepatan cahaya. 300 tahun kemudian, mereka menempuh cukup jauh hingga mencapai kabut gas besar; yang dikenal dengan Sagittarius B2. Ketika mereka menembus awan ini, gas dalam kabut memanas dan X-ray menyala cerah. Seketika cahaya melewatinya, kecerahan itu memudar dan kembali normal. Sagittarius B2 bekerja sebagai cermin raksasa. Pantulan cahaya dalam awan memberikan gambaran bagi astronomer output energi 300 tahun sebelumnya.
Dengan menggunakan Satelit X-ray Jepang, Suzaku dan ASCA, Observatorium Chandra X-ray NASA, dan observatorium XMM-Newton X-ray dari Agensi Luar Angkasa Eropa, Serta Tim Inui mampu mengamati kebiasaan kabut tersebut.
"Dengan mengamati bagaimana kabut ini menyala dan memudar selama 10 tahun, kami dapat melacak balik aktivitas lubang hitam 300 tahun lalu", kata anggota tim Katsuji Koyama dari Universitas Kyoto. "lubang hitam itu, Sgr A*, dulunya jutaan kali lebih terang dari 300 tahun lalu. Ia pasti mengeluarkan flare yang luar biasa kuatnya."
Cahaya ini memerlukan waktu 26.000 tahun untuk mencapai bumi, jadi ketika astronomer mengamati lubang hitam dan kabut gas, mereka sebenarnya mengamati kejadian pada saat 26.000 tahun lalu. Dimana saat itu, bumi masih terkubur dalam zaman es dan manusia hidup di gua-gua.
Astronomer tak tahu kenapa Sagittarius A* menghasilkan flare super dasyat 300 tahun lalu. 1 kemungkinan, kata Koyama, sebuah bintang raksasa meledak. Gelombang hempasan dari ledakan itu menyapu bersih gas ke dalam lubang hitam, menyebabkan 'feeding frenzy' sementara yang membangkitkan lubang hitam dari tidurnya dan menghasilkan flare tersebut.
[add-on, lets open our mind..]
Al BURUUJ..
Al Infithaar:82 -> ketika bintang-bintang jatuh berserakan
Al Mursalaat:77 ->Maka apabila bintang-bintang telah dihapuskan
Bintang, digulung? = Supernova
Mereka baca, mereka tak peduli, aku tak bisa, aku dalami meski hanya sedikit.
Catatan:
1 detik cahaya = 300.000 km
1 menit cahaya = 300.000 x 60 km
1 jam cahaya = 300.000 x 60 x 60 km
1 hari cahaya = 300.000 x 60 x 60 x 24 km
1 tahun cahaya = 300.000 x 60 x 60 x 24 x 365 km
... calc... 94.608.000.000.000 km
1 AU (Astronomic Unit) = 159.000.000 km (8,8 menit cahaya, bumi-matahari)
Jarak matahari dengan pusat galaksi 4,5 tahun cahaya
...calc... 425.736.000.000.000 km
Black Hole = Lubang hitam (trivial thing yet.. but some of us don't know, right?)
Pengetahuan bukanlah segalanya.
Antares... i have to forget ya.. hahahahaha...
uhh.. ohh... lupa..
Flare = Lontaran partikel-partikel penyusun suatu bintang ( atau lubang hitam...) yang mampu mengganggu transmisi radio dan mampu menempuh jarak yang cukup jauh dalam waktu yang cukup singkat
[/ad-on, just close back your mind, or it'll be a shame if anyone else see what inside it..]
Written by the forgotten ones.
0 comments:
Post a Comment